redaksipil – Kenaikan harga BBM yang terjadi baru baru ini terjadi karena PT Pertamina kembali menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 Februari 2023. Harga BBM Februari yang naik adalah Pertamax Turbo dan Pertamina Dex.
Harga Pertamax Turbo yang semula Rp 14.050 per liter, kini menjadi Rp 14.850 per liter. Sementara harga Pertamina Dex kini menjadi Rp 16.850 per liter. Sebelumnya harga Pertamina Dex adalah Rp 16.750 per liter.
Kenaikan harga BBM Februari sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020.
Kepmen ini tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Perubahan harga BBM Februari ini dipengaruhi atas kecenderungan turunnya harga minyak mentah dunia dan juga menguatnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pantauan Satu Viral, pada Senin (30/01/2023) harga minyak jenis Brent tercatat sudah di level US$87,45 per barel. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) naik 0,87% ke US$80,37 per barel.
Harga BBM Februari 2023 yang Tidak Naik
Sementara harga BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar tidak mengalami kenaikan harga. Harga Pertalite tetap dibanderol sebesar Rp 10.000 per liter. Sementara harga Solar Rp 6.800 per liter.

Harga BBM jenis Pertamax maupun Dexlite juga tidak ada perubahan naik atau turun. Pertamax terpantau masih dijual seharga Rp12.800 per liter . Sementara Dexlite diharga Rp 16.150 per liter.
Meski naik, harga BBM Pertamina terpantau masih yang paling terjangkau di Indonesia, jika dibandingkan dengan para kompetitor yang lain.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan seharusnya harga BBM mengalami tren penurunan. Hal ini melihat pada kondisi harga minyak mentah dunia yang turun dan nilai tukar rupiah Indonesia yang menguat terhadap dolar AS
“Untuk estimasi (BBM) non subsidi akan turun. Karena variabel yang membentuk harga keekonomian juga berkurang. Minyak mentah turun di $80 per barel dan penguatan nilai tukar rupiah. Itu yang jadi faktor utama di balik tren penurunan harga BBM non-subsidi dan subsisi di bulan Februari,” jelasnya.
Menurut Bhima, turunnya harga BBM nonsubsidi diperkirakan merupakan hal yang positif bagi perekonomian di Indonesia. Sebab hal ini dapat menggerakan perekonomi pasca penghapusan PPKM.
Ia menilai harga keekonomian BBM Pertamax (RON 92) bisa ditekan menjadi sekitar Rp 11.900 per liter. Sementara harga keekonomian BBM Pertalite bisa mencapai Rp 8.000 per liter. Sedangkan solar bersubsidi sekitar Rp 5.500 per liter.