Mayat Siti Fatimah Korban Serial Killer Wowon

1

redaksipilPolisi terus ungkap mayat Siti Fatimah, tirai dibalik kasus rangkaian pembunuhan Seri “Killer” Wowon Cs (Wowon Erawan alias Accu 60 tahun, Solihin alias Duloh 63 tahun, dan Dede Solehudin 35 tahun). Satu dari 9 korban kekejian Wowon Cs ialah Siti Fatimah Masyarakat Daerah Rancabadak, Dusun Tanjung Jaya Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut Jawa Barat. Siti Fatimah menjadi korban Dukun wowon dikarenakan ketertarikan untuk menggandakan uang.

Berdasar info Ketua Rukun Masyarakat (RW) di tempat Muhamad Diki jika faksi keluargae dan tetangga mendapatkan berita kematiannya Siti Fatimah pada 12 Februari 2021 kemarin. Siti Fatimah wafat karena alami kecelakaan laut di Perairan Bali saat ke arah Mataram. Mayat Siti Fatimah sudah dalam penangan pihak kepolisian dan segera dilakukan outopsiĀ  dan penyelidikan lebih lanjut.

“Menjadi saat itu infonya Siti akan susul suaminya di Mataram, tetapi alami kecelakaan laut,” katanya, Rabu 25 Januari 2023. Proses pemulangan mayat Siti Fatimah sejak dari peristiwa kecelakaan laut sampai datang ke desa halaman lumayan lama, pada 1 Maret 2021. Proses penyemayaman di TPU sedikit ganjil, karena mayat datang memakai peti mati dan langsung disemayamkan.

“Ya masyarakat berasa bingung karena umumnya di daerah mayat dipolesara dahulu, tetapi saat itu langsung dipendamkan,” ungkapkan Muhamad.

Setelah itu berkembang info bila saat peristiwa itu, Siti dijumpai berdua dengan figur wanita misteri. Ada banyak nama yang dijumpai masyarakat berkaitan wanita itu, masing-masing Suryati, Nonik dan Mak Noneng.

Sementara Mak Noneng akui sebagai mertua Siti. Masyarakat sekitaran akui ganjil karena selama ini tidak ketahui anaknya Mak Noneng. Terhitung faksi keluarga yang tidak ketahui siapa itu Mak Noneng atau anaknya yang disebut suami Siti.

“Kata Mak Noneng ini akui ia mertua Siti. Tetapi siapa anaknya yang menikah dengan Siti, kita tidak paham,” kata Muhamad.

Meskipun masyarakat ketahui Siti seorang janda, tetapi tidak ketahui bila ia telah menikah kembali. Yang sejauh ini dijumpai masyarakat Siti Fatimah sebagai seorang TKW di Arab Saudi “Kami cuma tahunya di TKW dan seorang janda, tidak tahu bila Siti telah menikah kembali atau memang belum,” bebernya

Dua Korban Dibuang ke Laut

Mayat Siti Fatimah
Mayat Siti Fatimah

Direktur Reserse Kriminil Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi menjelaskan korban diperintah Wowon masuk ke laut dengan alasan supaya korban dapat selekasnya capai keberhasilan. Waktu itu, Wowon berkelit perintah itu hadirnya dari Accu Banyu yang tidak lain ialah dirinya.

“Untuk raih keberhasilan, harus seberang ke laut. Salah satunya saksi ada yang sampaikan ‘pada waktu itu saya diminta di tepi kapal, saya berprasangka buruk akan didorong ke laut’ dan rupanya saat kita verifikasi ke terdakwa (Wowon) betul, ‘saya memerintah jika ingin sukses karena itu harus menyemplung ke laut,” kata Hengki ke reporter, Selasa, 24 Januari 2023.

Hasil dari penyidikan, kata Hengki, ada 2 orang korban yang diminta Wowon nyebur ke laut. Ke-2 nya sebagai tenaga kerja wanita (TKW) atas nama Siti Fatimah dan Noneng.

“Ini menjadi tanda pertanyaan kok nurut saja, terhitung yang kami pelajari sekarang ini rupanya yang berada di Bali itu masuk ke laut tidak cuma Siti, tetapi Noneng. Ini hasil verifikasi kami dengan Polres Karangasem kita terima laporannya rupanya yang masuk ada dua,” katanya.

Hengki menambah, “Tetapi ini masih berkembang sama sesuai alat bukti. Jika info terdakwa jika ingin mencapai kesuksesan silahkan masuk ke laut itu dari Accu Banyu. Juga saat kami tangkap HP atas nama Accu Banyu digenggam oleh Wowon,” kata Hengki.

Dikabarkan sebelumnya, polisi ungkap ada bukti lain dibalik kasus pembunuhan berantai atau seri killer Wowon cs. Disebut terdakwa Wowon mempunyai peranan baru sebagai Accu Banyu yang disebut figure fiktif.

“Jadi ini cukup unik, rupanya terdakwa Wowon ini berperanan sebagai Accu Banyu. Selainnya atas nama Wowon, rupanya yang berkaitan ini berperanan sebagai Accu Banyu yang disebut figure fiktif,” tutur Hengki ke reporter.

Hengki menjelaskan, figur Accu Banyu ini yang memerintah aktor lain untuk lakukan pembunuhan pada beberapa korban. Keseluruhan, korban yang dibunuh dalam kasus ini sejumlah sembilan orang. “Tenyata dalam modus untuk membunuh korbannya berkembang. Misalnya ada yang dicekik dan diracun,” katanya.