redaksipil – Pengumuman Angka Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Merencanakan Nasional (BKKBN) melangsungkan Rapat Kerja Nasional mengulas taktik pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga merencanakan dan program pemercepatan pengurangan stunting tahun 2023 di auditorium kantor BKKBN Pusat di Jakarta, Rabu (25/1/2023). Dalam rapat kerja nasional yang hendak dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo itu, sekalian akan dipublikasikan hasil pengukur kebiasaan stunting di semua Indonesia berdasar survey Study Status Nutrisi Indonesia (SSGI) tahun 2022 oleh Kementerian Kesehatan.
Hal itu dikatakan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Selasa (24/1/2023) lalu, di Jakarta. “Saya telah berbicara dengan Pak Menteri Kesehatan. Hasil survey SSGI tahun 2022 telah usai. Pak Menteri (Kesehatan) yang meminta BKKBN tentukan waktu informasinya . Maka gagasan informasi tanggal 25 Januari bersama rapat kerja nasional,” kata Hasto Wardoyo.
Menurut Hasto Wardoyo, rapat kerja nasional akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Presiden memberi pembimbingan ke sekitaran 2.637 peserta rapat kerja nasional dari kementerian dan instansi, gubernur, bupati dan wali kota, team pemercepatan pengurangan stunting pusat dan wilayah, dan organisasi bungkusyarakatan dan instansi internasional.
“Satu kehormatan dan kebahagiaan untuk BKKBN karena Bapak Presiden Joko Widodo sudi datang dan buka rapat kerja nasional ini,” kata Hasto Wardoyo, dalam tayangan persnya.
Rapat kerja nasional, menurut Hasto Wardoyo, akan mengulas penilaian dan taktik pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga merencanakan. Rapat kerja nasional akan mengulas penilaian dan taktik pemercepatan pengurangan stunting tahun 2023.
“Keluarga-keluarga sekarang ini hadapi banyak rintangan. Disrupsi info benar-benar punya pengaruh pada ketahanan keluarga. Kita harus juga mempersiapkan angkatan untuk raih bonus demografi dan isi Indonesia Emas 2045,” kata Hasto.
Bergotong-royong dan pendekatan pentahelix dalam pemercepatan pengurangan stunting, menurut Hasto, semakin lebih diperkokoh dalam taktik pada 2023. “Keluarga harus mengganti pola pikir dalam mengasuh dan memberikan konsumsi nutrisi untuk balitanya.Tak perlu mahal karena beberapa sumber pangan di sekitar lingkungan yang sebenarnya cukup buat penuhi keperluan nutrisi. Konsumsi satu telur sehari cukup buat penuhi protein hewani anak-anak di babak 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Ditambah lagi dengan ikan lele, misalkan . Maka sebetulnya murah. Perihal ini pula sebagai dasar pentingnya peralihan pola pikir keluarga,” kata Hasto yang dipilih Presiden sebagai ketua Eksekutor Pemercepatan Pengurangan Stunting.

Pengokohan dan peningkatan mekanisme, data, info, penelitian, dan pengembangan yang berisi pengukur kebiasaan stunting sebagai pilar ke-5 dalam taktik nasional pemercepatan pengurangan stunting.
Ada tiga sistem pengukur stunting di Indonesia. Ke-3 sistem pengukur stunting itu ialah Study Status Nutrisi Indonesia (SSGI), Program electronic-Pencatatan dan Laporan Nutrisi Berbasiskan warga (e-PPGBM) yang ke-2 nya dari Kementerian Kesehatan, dan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari Tubuh Penelitian dan Pengembangan Nasional (BRIN) bekerja bersama dengan BKKBN dan Tubuh Pusat Statistik (BPS).
Ke-3 alat pengukur stunting itu mempunyai sistem yang lain. Karenanya, pemakaian ke-3 sistem itu akan lengkapi pengukur kebiasaan stunting untuk capai sasaran SSGI pada 2024 sejumlah 14 %.
Penerapan survey SSGI 2022 sudah diawali semenjak 8 Juni 2022 dan hasilnya akan dipublikasikan bertepatan dengan rapat kerja nasional di BKKBN. Dibandingkan SSGI 2021, ada pembaruan penerapan SSGI 2022 yang mencakup tambahan jumlah block sensus dan jumlah rumah tangga yang mempunyai balita. Pembaruan itu berbentuk tambahan 2x lipat jumlah contoh dibandingkan pelaksaan SSGI tahun 2021.
Pada SSGI 2022, jumlah block sensus 34.500. Dan pada SSGI 2021, memakai 15 ribu block sensus. Contoh jumlah rumah tangga yang mempunyai balita semakin bertambah 2x lipat pada SSGI 2022 jadi 345.000 dari tahun 2021 yang sekitar 150 ribu.
Berdasar SSGI 2021, tingkat kebiasaan stunting secara nasional ialah 24,4 %. Jumlah ini masih di atas tingkat batasan Tubuh Kesehatan Dunia (WHO) yang mereferensikan kebiasaan stunting di bawah 20 %. Lewat usaha pemercepatan pengurangan stunting, Presiden Joko Widodo menarget kebiasaan stunting jadi 14 % pada 2024.
Berdasar SSGI 2021, ada 12 propinsi yang jadi fokus utama pemercepatan pengurangan stunting. Dua belas propinsi dengan kebiasaan stunting itu mencakup Nusa Tenggara Timur (37,8 persen), Sulawesi Barat (33,8 persen), Aceh (33,2 persen), Nusa Tenggara Barat (31,4 persen), Sulawesi Tenggara (30,2 persen), Kalimantan Selatan (30 persen), Kalimantan Barat (29,8 %).
Seterusnya Jawa Barat (24,5 persen), Jawa Timur (23,5), Jawa tengah (20,9 persen), Sumatra Utara (25,8 persen), dan Banten (24,5 %).
Sekretaris Khusus BKKBN Tavip Agus Rayanto dalam pengakuan, Senin (23/1/2023), menjelaskan jika Rapat kerja nasional 2023 mempunyai tujuan untuk tingkatkan sinergitas dan kerjasama beberapa penopang kebutuhan di pemerintah pusat, pemprov, pemerintah kabupaten dan kota, dan beberapa partner di dalam meraih target program Senang Kencana dan Pemercepatan Pengurangan Stunting.
Rapat kerja nasional 2023 secara eksklusif untuk tingkatkan loyalitas pemerintahan pusat, propinsi dan kabupaten/kota dan beberapa partner dalam memberikan dukungan program Senang Kencana dan Pemercepatan Pengurangan Stunting dan merangkum gagasan kerja dan gagasan tindakan aktivitas fokus perolehan target program senang kencana dan pemercepatan pengurangan stunting.
Rapat kerja nasional 2023 mengulas implikasi dan pendayagunaan hasil Pencatatan Keluarga tahun 2021 (PK-21) yang sudah diperbarui pada 2022, sebagai pangkalan data dan taktik perolehan target performa dan pengurangan angka stunting di Indonesia dan program pemercepatan penghilangan kemiskinan berlebihan (P3KE). Lewat Rapat kerja nasional 2023 ini ada juga optimasi ikut serta kementerian dan instansi berkaitan dalam pemercepatan pengurangan stunting, lewat beragam program yang diputuskan.
BKKBN sudah memutuskan misi serta visi yang disebut penjelasan dari misi serta visi Presiden periode bakti 2019-2024.
BKKBN dalam penerapan program dan aktivitasnya ikut juga berperan dengan optimal pada perolehan tujuh Jadwal Pembangunan Nasional yang tercantum pada Gagasan Pembangunan Periode Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, salah satunya ialah pada butir ke-3 , yakni tingkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing, dan butir ke-4, revolusi psikis dan pembangunan kebudayaan.
Berdasar Gagasan Vital (Renstra) BKKBN tahun 2020-2024, diputuskan misi BKKBN, yakni “Diwujudkannya Keluarga Berkualitas dan Perkembangan Warga yang Imbang buat memberikan dukungan terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Berdikari, dan Berpribadi berdasarkan Gotong Royong”.
Lewat misi itu BKKBN memiliki komitmen memberikan dukungan misi serta visi Presiden RI yang tercantum pada RPJMN 2019-2024.
Topik dalam Rapat kerja nasional 2023 ini ialah Kenaikan Sinergitas dan Kerjasama Perolehan Program Senang Kencana dan Pemercepatan Pengurangan Stunting.
Ada lima pembicara dalam Rapat kerja nasional ini, yaitu dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang membawa materi: Refleksi Penerapan Koordinir dan Sikronisasi Pemercepatan Pengurangan Stunting Tahun 2022; Kementerian Rencana Pembangunan Nasional/Tubuh Rencana Pembangunan Nasional dengan materi Rencana, Pengawasan, dan Penilaian Program Pemercepatan Pengurangan Stunting tahun 2023.
Pembicara seterusnya dari Kementerian Dalam Negeri dengan materi Pembimbingan dan Pemantauan Penyelenggaran Pemerintah Wilayah Dalam Pemercepatan Pengurangan Stunting; Kementerian Kesehatan yang membawa materi Gagasan Tindakan Implikasi Interferensi Detil Pemercepatan Pengurangan Stunting Tahun 2023; dan Sekretariat Wakil Presiden dengan materi Pengokohan Advokasi dan Loyalitas Kepimpinan dalam Pemercepatan Pengurangan Stunting.
Rapat kerja nasional satu hari akan dituruti 2.637 orang terdiri dari 300 orang datang langsung di Auditorium BKKBN dan 2.337 orang datang lewat online atau online dari semua Indonesia. Sekitar 39 kementerian dan instansi datang sebagai partner Senang, Kencana dan Pemercepatan Pengurangan Stunting.
Sekitar tujuh Instansi yang disebut partner kerja internasional akan datang, yaitu JICA, KOICA, UNFPA, Global Action Canada (GAC), World Food Program (WFP), UNICEF, dan World Health Organization (WHO).