Prabowo Subianto Waspada Setelah Gagal 3 Kali

4

redaksipil Prabowo Subianto Waspada terhadap Capres (Calon presiden), Partai Gerindra Prabowo Subianto dipandang semakin lebih berhati-hati saat menentukan pasangan alias cawapres (calon wakil presiden) untuk maju dalam Penyeleksian Presiden (Pemilihan presiden) 2024. Karena, ketua umum Partai Gerindra itu telah 3x kalah dalam kontestasi pemilihan presiden.

“Opsi calon wakil presiden itu penting bahkan juga untuk Prabowo. Karena Prabowo kan tidak ingin kalah kembali, telah tidak berhasil 3x. 1x (kalah) jadi calon wakil presiden, 2x (kalah) jadi calon presiden,” kata Pemerhati Politik dari Kampus Al-Azhar Ujang Komarudin ke berikut.com, Sabtu (11/2/2023).

Ujang menerangkan, atas dasar itu, Prabowo yang sekarang tempati status Menteri Pertahanan di cabinet pemerintah Presiden Joko Widodo tidak ingin menyuap kekalahan kembali. Dengan demikian, kata Ujang meneruskan, figur yang diputuskannya sebagai calon wakil presiden harus oke.

“Maju di 2024 lalu cawapresnya tidak baik kalah, itu kan benar-benar malu-maluin,” jelas Ujang.

Walau demikian, ia belum demikian percaya apa Prabowo kini sedang mengangsung ulangi apa Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin patut menemani sebagai calon wakil presiden atau mungkin tidak.

“Masalah percaya atau mungkin tidak percaya mengenai kepopuleran Cak Imin saya tidak paham ya. Tentu Gerindra punyai surveynya, Cak Imin punyai survey intern yang pasti mereka memahami reputasi dan kepopuleran masing-masing,” kata Ujang.

Prabowo Subianto Waspada
Prabowo Subianto Waspada

Factor Kepopuleran
Tetapi, tutur Ujang kembali, factor kepopuleran menjadi pemikiran khusus untuk Prabowo pilih figur calon wakil presiden.

Berkaitan apa bekas Danjen Kopassus itu akan menggandeng figur lain, seumpama dari Konsolidasi Indonesia Berpadu (KIB), Ujang melihat tidak ada figure yang dipandang dapat diharap.

“Ya jika cawapresnya KIB kan siapa, misalnya Airlangga, Zulhas, atau Mardiono, atau RK (Ridwan Kamil). Saya sich menyaksikan tidak paham apa menginginkan dari KIB,” katanya.

Ditambah, Ujang melihat, mustahil figur dari KIB tergabung dengan Konsolidasi Kebangunan Indonesia Raya (KIR) yang ditempati Partai Gerindra dan PKB.

“Mustahil KIB itu ke Prabowo, karena KIB itu ya minta maaf punya Jokowi. Periode iya lalu Golkar, PAN, dan PPP saat ini masih di KIB bantu Ganjar misalkan, lalu misalnya RK diambil Prabowo jadi calon wakil presiden kan Gerindra bergabung sama siapa, jika KIB nya tidak masuk,” jelas Ujang.

“Saya sich menyaksikan jika partial semacam itu menyaksikannya ya susah KIB tergabung dengan KIR, malah yang terdapat KIR tergabung dengan KIB,” sebut Ujang menambah.