redaksipil – Bripka RR Jujur Selesai Baca Alquran, tersangka Ricky Rizal alias Bripka RR akui berani jujur berkaitan kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sesudah disuruh penyidik provost membaca Alquran. Bripka RR bercerita jika saat itulah sudah memiliki status terdakwa dan ditaruh khusus. Keberanian Bripka RR untuk berkata jujur karena dilatar belakangi sudah merasa lelah dengan kasus tersebut dan merasa tertekan.
Menurut Bripka RR, saat di ruang khusus itu, ia selanjutnya diperlihatkan info dari Richard Eliezer Pudihang Limiu alias Bharada E yang mengatakan jika aktor penembakan pada Brigadir J semua dilaksanakan Ferdy Sambo. Saat tersebut, Bripka RR mengganti semua info yang sudah dikatakannya dengan sampaikan bukti sebetulnya.
“Saya disuruh untuk membaca ayat Alquran, kemudian saya tuliskan referensi kejadian yang terjadi di tanggal 08 Juli 2022 di dalam rumah Duren Tiga,” tutur Bripka RR saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (24/1).
Kemudian, Bripka RR akui menyesal sudah memberi info yang tidak sesuai dengan bukti.
“Suatu hal yang paling saya sesalkan, yang semestinya saya berikan dari sejak awalnya dilaksanakan pengecekan oleh penyidik ke saya,” tutur Ricky.
Berasa Didesak Ferdy Sambo

Bripka RR akui sempat memberi info palsu berkaitan kematian Brigadir J. Waktu itu, Ferdy Sambo membuat scenario beradu tembak untuk tutupi kasus pembunuhan merencanakan Brigadir J. Scenario tembak tembak direncanakan Ferdy Sambo itu membuat perlindungan Bharada E sebagai pelaksana eksekusi.
Bripka RR menjelaskan, kejadian penembakan Brigadir J oleh Bharada E terjadi demikian cepat. Secara singkat, ia dibawa anggota Provost ke kantor Agen Porvost Mabes Polri untuk diminta info.
Waktu itu, Ferdy Sambo panggilnya, Kuat Maruf, dan Bharada E ke salah satunya ruang saat di ruangan provost.
“Selanjutnya sampaikan ke kami scenario tembak tembak yang terjadi di dalam rumah Duren Tiga dengan arah untuk menolong Richard saat kejadian penembakan itu,” kata Bripka RR.
Ia menjelaskan, Ferdy Sambo kembali memangilnya sekian hari sesudah pengecekan oleh Provost, Paminal, dan Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
“Beliau bertanya apa saya masih sampaikan sama sesuai scenario yang dikatakan di ruangan Provost ke penyidik? Selanjutnya tanpa tahu tujuan dan maksudnya apa, saya diperlihatkan amplop yang ucapnya berisi uang, namun tidak diberi, dan tak pernah saya terima, dan tak pernah saya harap sampai sekarang ini,” tutur ia.
Bripka RR mengaku saat jalani proses pengecekan masih bercerita urutan kejadian di dalam rumah Duren Tiga ialah kejadian tembak-menembak. Ia sebetulnya berasa benar-benar resah, ketekan dan tidak tenang karena tidak sampaikan peristiwa yang sebetulnya.
“Itu semua karena tiap datang dari pengecekan, Bapak Ferdy Sambo selalu bertanya dan sampaikan ke saya selalu untuk bertahan pada scenario tembak tembak itu,” tutur ia.
Disamping itu, Bripka RR akui masih tinggal di dalam rumah Ferdy Sambo dan sebagai bawahan.
“Saya harus terpaksa mengikuti perintahnya beliau,” tutur ia.